Ticker

6/recent/ticker-posts

NDP HMI Sebagai Pedoman Kader HMI

Foto/Azkia

HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam adalah sebuah organisasi yang beranggotakan mahasiswa Islam Indonesia. HMI berdiri sejak 5 Februari 1947 di Yogyakarta dan merupakan organisasi mahasiswa Islam tertua. Asas yang dipegang adalah asas Islam yang sesuai dengan agama para kader-kadernya. Menjunjung asas Islam, artinya organisasi HMI ini berjalan dengan pijakan-pijakan yang berlandaskan aturan-aturan agama Islam itu sendiri. Selain teguh dengan  independensinya, al-Quran dan hadits yang merupakan sumber aturan-aturan agama juga perlu teguh dijadikan pegangan oleh kader-kader HMI dalam berorganisasi.

HMI memiliki sebuah buku tentang Islam yang dijadikan pegangan dan landasan perjuangan bagi kader-kadernya yang disebut Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI (Iqbal, 2020). Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI merupakan dasar cara berfikir, tolak ukur dan terpolanya jalan pemikiran keislaman HMI. Dibangun dalam rangka menjadikan Islam yang rahmah lil alamin. Karena itu, dapat dikatakan bahwa NDP HMI bagaikan “ruh” dari jasad HMI untuk melaksanakan tugas-tugas kekhalifahan fil ard (Tarigan, 2008 : 9 dalam Iqbal, 2020).

NDP HMI sangat identik dengan sosok Cak Nur. Naskah NDP dibuat oleh Cak Nur saat menjadi Ketua Umum PB HMI periode pertama (1966-1969). Setelah Cak Nur melakukan perjalanan ke Timur Tengah yang menginspirasinya untuk membuat suatu tulisan yang menjadi dasar dan ideologi HMI yaitu naskah NDP yang disahkan pada kongres ke 9 di Malang pada tanggal 3-10 Mei 1969 dan mengantarkan Cak Nur menjadi ketua Umum PB HMI untuk kedua kalinya (Kusnadi, 2018). Sebetulnya ia merumuskan naskah NDP tidak hanya sendiri, bersamanya ada Syakib Mahmud dan Endang Saifuddin Anshori.

Cak Nur yang memiliki nama asli Nurcholis Madjid ini paling dikenal sebagai pencetus adanya NDP HMI tersebut karena nilai historis perjalanannya yang menjadi inspirasi. Islam yang belum di-Arabkan di Indonesia ini membuat Islam di Indonesia terkesan masih tipis atau belum menanamkan ajaran yang sesungguhnya dengan pedoman al-Quran dan Hadits secara lebih mendalam. HMI sebagai organisasi khusus untuk mahasiswa Islam sudah sepatutnya dapat menjadi tauladan dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Maka dari itu, adanya NDP ini diharapkan dapat benar-benar dijadikan sebagai pedoman untuk menjalankan apa-apa yang penting yang telah teringkas dalam NDP tersebut.

NDP HMI terdiri dari beberapa bab, yaitu; Dasar-Dasar Kepercayaan, Pengertian-Pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan, Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir), Ketuhanan Yang Maha Esa dan Perikemanusiaan, Individu dan Masyarakat, Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi, Kemanusian dan Ilmu Pengetahuan, bab terakhirnya yakni kesimpulan dan penutup (Wahyudi, 2016: 159). Inti dari ke delapan bab tersebut yaitu agar para kader HMI dalam perjuangannya sebagai muslim hidup dengan iman, ilmu, dan amal. Beriman, berilmu, dan beramal adalah pokoknya. Kader-kader HMI diharapkan memiliki kualitas yang tinggi dalam segala halnya.

HMI memiliki 5 kualitas insan cita sebagai modal sosial pembangunan manusia, Sebagai organisasi pengkaderan, HMI memiliki pedoman-pedoman khusus dalam mempersiapkan kadernya guna menghadapi tantangan zaman. Setiap kader dituntut untuk bisa memiliki kualitas insan cita, sesuai apa yang tertera di dalam tujuan HMI. Manusia yang di cita-citakan HMI tentunya bukan hanya wacana yang ada dalam konstitusi dan pedoman perkaderan semata, namun terwujud dalam bentuk aksi (Simangunsong et all,2019: 159).

Masuk dalam bab-bab yang ada dalam NDP HMI, setiap babnya memiliki topik bahasan yang berbeda dan cukup panjang bahasannya. Pada bab pertama mengenai dasar-dasar kepercayaan, disini dijelaskan bahwa kebenaran dalam hidup itu berawal dari keimanan kepada Tuhan Yang Masa Esa. Pada bab kedua mengenai pengertian-pengertian dasar tentang kemanusiaan menjelaskan bahwa manusia memiliki fitrahnya sebagai manusia. Bab ketiga mengenai kemerdekaan manusia (ikhtiar) dan keharusan universal (takdir) berisi bahwa rasa merdeka dan penerimaan takdir berhubungan dengan keikhlasan. Selanjutnya di bab empat mengenai Ketuhanan Yang Masa Esa dan perikemanusiaan memberikan refleksi bahwa pikiran yang maha benar adalah Tuhan Yang Maha Esa, manusia yang merdeka ialah yang berketuhanan. Lalu pada pasal lima mengenai individu dan masyarakat diketahui bahwa kemerdekaan asasi diwujudkan dalam masyarakat. Bab enam mengenai keadilan sosial dan keadilan ekonomi setelah pasal lain belum terlalu mengarah pada bidang selain spiritual, disini memberikan gambaran terwujudnya keadilan di bidang ekonomi kemudian pemerintah diharapkan dapat lebih demokratis untuk mewujudkan keadilan tersebut. Bab tujuh mengenai kemanusiaan dan ilmu pengetahuan berhubungan dengan pasal lain mengenai iman, ikhtiar, dan merdeka dengan ditambah bahwa ilmu pengetahuan merupakan persyaratan dari amal saleh dan alat untuk mencari kebenaran. Bab terakhir, mengenai penutup dan kesimpulan berisi 5 poin yang secara ringkasnya adalah sebagai berikut.

1.    Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan.

2.    Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau pengabdian formil kepada Tuhan.

3.    Kerja manusia atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha yang sungguh-sungguh secara essensial menyangkut kepentingan manusia secara keseluruhan baik dalam ukuran maupun waktu.

4.    Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan jihad, yaitu sikap berjuang.

5.    Kerja manusia atau amal saleh itu merupakan proses perkembangan yang permanen.

Ada tiga aspek yang terdapat dalam Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI untuk dapat mewujudkan kerukunan hidup umat beragama di Indonesia, yaitu sebagai berikut (Wahyudi, 2016: 165)

1.    Pertama, aspek ketauhidan (Ketuhanan Yang Maha Esa), dalam aspek ini terdapat beberapa pemahaman HMI terkait dengan ketauhidan (Ketuhanan Yang Maha Esa) yaitu pemahaman bahwa bertuhan merupakan fitrah manusia, pemahaman bahwa manusia harus bertuhan pada Tuhan Yang Maha Esa, dan pemahaman bahwa semua manusia satu Tuhan.

2.    Kedua, aspek kemanusiaan, dalam aspek ini terdapat beberapa pemahaman HMI terkait dengan kemanusiaan yaitu pemahaman bahwa manusia merupakan khalifah Tuhan di bumi dan pemahaman bahwa pada fitrahnya semua manusia adalah baik.

3.    Ketiga, aspek kemasyarakatan, dalam aspek ini terdapat beberapa pemahaman HMI terkait dengan kemasyarakatanyaitu pemahaman bahwa manusia merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat, pemahaman bahwa gotong royong merupakan dasar kehidupan masyarakat dan pemahaman akan pentingnya keadilan dalam kehidupan masyarakat.

Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI memberikan ringkasan mengenai wawasan keislaman dasar dalam kehidupan umat Islam yang dipegang oleh kader-kadernya. Kebenaran adalah milik Tuhan, iman wajib dimiliki dalam pengabdian kepada Tuhan, amal saleh merupakan bentuk wujud keimanan, fitrah manusia sebagai khalifah di muka bumi perlu disadari, dan rasa bertanggung jawab harus selalu ada. Pada intinya beriman, berilmu, dan beramal adalah pokok yang perlu dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, M. (2020). Kontra Radikalisme dalam Bentuk Ketahanan Ideologi di Kalangan Pemuda Kota Padang Studi Kasus: Metode Brainwashing di Hmi Cabang Padang. Jurnal Cendekia Waskita, 4(1).

Kusnadi Thamin, D. (2018). Afiliasi Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa Raya dalam Partai Politik (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Simangunsong, S., Hanafiah, R., & Purwoko, A. (2019). Ideologi Kader Himpunan Mahasiswa Islam (Hmi) Dalam Pembangunan Kepemimpinan Kepemudaan Di Kota Medan. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 7(2), 145-166.

Wahyuni, D. (2016). Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI: Suatu Ikhtiar Mewujudkan Kerukunan Hidup Umat Beragama di Indonesia. Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama, 17(2), 157-166.

 

Ditulis oleh:

Azkia Shofani Aulia

Kader HMI Universitas Negeri Semarang

E-mail : azkiashofaniaulia25@students.unnes.ac.id

Posting Komentar

0 Komentar