Ticker

6/recent/ticker-posts

SURAT CINTA UNTUK KAKANDA


 

surat cinta

Untuk Kakandaku Ketua Umum Cabang Semarang yang sekarang sedang menjabat, Kakanda Zulfikar YTH.

Kakanda, izinkanah Adinda menceritakan sepenggal kisah (lebih tepatnya peristiwa) Abdul Muththallib yang pernah hampir menyembelih putra kesayangannya hanya demi menepati janji yang pernah ia ucapkan.

Dalam tradisi Arab kuno, janji merupakan harga diri, berarti pula harga mati. Sampai-sampai Abdul Muththallib, Kakek Rasulullah pernah hampir membunuh anak yang paling disayanginya, Abdullah, yakni calon ayahanda Baginda Rasulullah Saw., hanya demi menepati janjinya.

Suatu ketika, Abdul Muththallib pernah berjanji (bernadzar), bahwa jika dia dikaruniai 10 orang anak laki-laki yang tumbuh sampai dewasa, maka dia akan mengorbankan salah satu di antara mereka. Ternyata, perkataannya didengar oleh Tuhan. Dia dikaruniai 10 orang anak lelaki yang tumbuh sampai dewasa, yang salah satunya, yaitu yang paling junior, adalah seseorang yang akan menjadi calon bapak dari seorang nabi paling luar biasa, yakni Abdullah.

Akhirnya, karena bagi mereka (masyarakat Arab) janji merupakan sebuah harga diri yang harus ditepati, maka dengan berat hati, dia pun harus melaksanakan nadzar (janjinya) tersebut meski perbuatannya ditentang oleh semua orang pada waktu itu. Singkat cerita, dengan kuasa Allah, Abdullah pun selamat dari bahaya maut itu. Selang beberapa waktu setelah kejadian itu, Abdullah pun kemudian menikah dengan seorang gadis, yang dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai seorang anak, yaitu Muhammad Saw.

Dari kisah singkat di atas, kita dapat menyaksikan betapa mereka, masyarakat Arab pada saat itu, sangat menjunjung tinggi sebuah janji. Bahkan, meski nyawa jadi taruhannya sekalipun. Sebab, dalam tradisi mereka, orang akan sangat dihormati dan disegani manakala dia selalu menepati setiap janji yang telah ia ucapkan.

Kakanda Ketua Umum HMI Cabang Semarang YTH.,

Dulu Kakanda pernah berjanji, bahwa jika Kakanda tidak dapat melaksanakan Konfercab pada waktu yang telah ditentukan, maka Kakanda bersedia mengundurkan diri dari jabatan Ketum Cabang. Tapi pada kenyataannya, sampai sekarang Kakanda belum sanggup melaksanakan Konfercab itu. Jadi, seharusnya sekarang Kakanda sudah lepas jabatan dari Ketum Cabang Semarang, wahai Kakandaku.

Yang lebih "unik" lagi bagi Adinda, wahai Kakandaku YTH., sampai sekarang Kakanda masih saja dengan gagah mengaku sebagai seorang Ketum Cabang Semarang. Datang ke tempat-tempat training sambil membawa gordon dan memberikan sambutan dan kata-kata bijak sebagai seorang Ketum Cabang.

Wahai Kakandaku YTH., sikap seperti itu dapat menjadi tolok ukur seberapa tinggi harga diri seseorang. Setahu Adinda, seorang pemimpin itu seharusnya punya integritas yang tinggi, salah satunya dibuktikan dengan penepatan setiap janji yang telah ia ucap, sebagaimana kisah Abdul Muththallib di atas.

Adinda hanya bisa berdo'a, semoga himpunan yang sangat kita cintai ini selalu dalam naungan dan rahmat-Nya, serta dijauhkan dari oknum-oknum yang hendak merusak dan mencemari citra nama baik himpunan tercinta kita ini.

Semoga Allah selalu memberikan pertolongan atas segala tindak perjuangan kita. Dan semoga kita dapat mengambil andil dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridloi Allah Swt.. Aamiin.

 

Ditulis oleh:

Kader Aliansi HMI Semarang

Posting Komentar

0 Komentar