Ticker

6/recent/ticker-posts

Ceritaku dan Ketum PB HMI Cabang Semarang 2018-2021

 

Photo: Pixabay.com
Pada tahun 2018, aku masuk HMI. Aku sebenarnya tidak begitu peduli. Karena ayalku, masuk HMI adalah cara untukku berproses juga di kampus. Berdinamika dengan mahasiswa lain dengan pengetahuan yang aku dapat dari HMI. Aku rampas semua ilmu di HMI. Sampai pada materi Mission di LK 1, pikiranku terbuka tentang dunia. Bagaimana tidak, yang memberiku materi adalah ketum PB HMI langsung, Kanda Zulqornain.

Kanda Zulqornain atau yang biasa dipanggil Bang Zul adalah ketum PB HMI Cabang terbaik menurutku. Sikapnya yang tegas dan pembawaanya yang berwibawa membuatku semakin hormat padanya. Apalagi ketika Bang Zul menyampaikan Mission, keren gila.

Sampai pada pembahasan, untuk apa kita berorganisasi? Untuk apa? Selalu pertanyaan retoris itu terngiang-ngiang di dalam pikiranku. Gagahnya, dia menyampaikan itu dengan dada membusung. Seolah-olah ia adalah orang yang paling ideal dalam hal ini.

"Berorganisasi itu minimal kita memiliki kemampuan leadership yang baik!!!" Hentaknya pada kami peserta LK 1 HMI Komisariat Perbandingan Makanan. Dari sana aku termotivasi untuk menjadi ketum PB HMI Cabang selanjutnya. Meneruskan semangat Api Bang Zulqornain.

Namun, banyak yang tidak suka dengan gaya memimpin Bang Zul yang dirasa membuat lama regenerasi. Padahal, niat Bang Zul baik. Ia menginginkan PB HMI Cabang Semarang memiliki suara dan disampaikan kepada orang yang tepat saat kongres di Cibubur nanti. Begitu melihat Bang Zul lemah, aku langsung mendekatinya. Memberikan tanganku untuk diraihnya sehingga ia bisa bangkit.

Namun, lagi lagi aksi heroik Bang Zulqornain membuatku tidak dapat mengedipkan mata. Ia menolak uluran tanganku. Ia lebih memilih bersimpuh lumpur daripada bangkit dari keterpurukan. Luar biasa sekali. Aku tidak pernah melihat orang setegar ini dalam hidupku.

Bahkan untuk menutupi rasa malunya, ia berpura-pura bodoh. Sampai aku menangis menitikan air mata. Karena orang disekelilingku menganggapnya bodoh. Padahal ia hanya-pura pura. Ia melakukan demikian demi menjaga harga diri seniornya. Demi sebuah cita-cita senior.

Aku masih ingat. Ia menceritakan Lika-likunya berjuang menjadi orang nomor satu di PB HMI Cabang Semarang. Berpeluh-peluh, tumpah menetes keringat dan darah. Tak lupa, ia mendapat pijakan berupa kursi yang dipenuhi duri-duri dari seniornya. Meskipun menahan rasa sakit, ia mampu sampai pada puncak.

Mungkin karena kebaikan senior itulah, ia tak bisa melupakannya. Melupakan kejadian saat kakinya berdarah karena tanggungjawab yang tak kunjung dipurnakan. Ia saat ini, menjadi orang yang bertanggungjawab. Bertanggungjawab untuk membalas budi seniornya.

Sampai saat ini, aku menganggap Bang Zulqornain adalah orang paling hebat. Ia mampu berdiri tegap di pembukaan LK 1, meski seluruh dunia membencinya. Ia tak pantang menyerah. Ia terus mengemban amanah sampai nanti senior bilang, "sudahlah, lepaskan saja".

Bang Zulqornain, respectku padamu takan pernah padam. Akan kuceritakan seluruh aksi heroikmu pada dunia. Biar dunia mengetahui, kau pantas menerima gelar sebagai, "penyelamat organisasi versi senior,".

 

Ditulis Oleh:

Kader HMI Komisariat Perbandingan Makanan

Posting Komentar

0 Komentar