Photo: Pixabay.com |
Kanda
Zulqornain atau yang biasa dipanggil Bang Zul adalah ketum PB HMI Cabang
terbaik menurutku. Sikapnya yang tegas dan pembawaanya yang berwibawa membuatku
semakin hormat padanya. Apalagi ketika Bang Zul menyampaikan Mission, keren
gila.
Sampai
pada pembahasan, untuk apa kita berorganisasi? Untuk apa? Selalu pertanyaan
retoris itu terngiang-ngiang di dalam pikiranku. Gagahnya, dia menyampaikan itu
dengan dada membusung. Seolah-olah ia adalah orang yang paling ideal dalam hal
ini.
"Berorganisasi
itu minimal kita memiliki kemampuan leadership yang baik!!!"
Hentaknya pada kami peserta LK 1 HMI Komisariat Perbandingan Makanan. Dari sana
aku termotivasi untuk menjadi ketum PB HMI Cabang selanjutnya. Meneruskan
semangat Api Bang Zulqornain.
Namun,
banyak yang tidak suka dengan gaya memimpin Bang Zul yang dirasa membuat lama
regenerasi. Padahal, niat Bang Zul baik. Ia menginginkan PB HMI Cabang Semarang
memiliki suara dan disampaikan kepada orang yang tepat saat kongres di Cibubur
nanti. Begitu melihat Bang Zul lemah, aku langsung mendekatinya. Memberikan
tanganku untuk diraihnya sehingga ia bisa bangkit.
Namun,
lagi lagi aksi heroik Bang Zulqornain membuatku tidak dapat mengedipkan mata.
Ia menolak uluran tanganku. Ia lebih memilih bersimpuh lumpur daripada bangkit
dari keterpurukan. Luar biasa sekali. Aku tidak pernah melihat orang setegar
ini dalam hidupku.
Bahkan
untuk menutupi rasa malunya, ia berpura-pura bodoh. Sampai aku menangis
menitikan air mata. Karena orang disekelilingku menganggapnya bodoh. Padahal ia
hanya-pura pura. Ia melakukan demikian demi menjaga harga diri seniornya. Demi
sebuah cita-cita senior.
Aku
masih ingat. Ia menceritakan Lika-likunya berjuang menjadi orang nomor satu di
PB HMI Cabang Semarang. Berpeluh-peluh, tumpah menetes keringat dan darah. Tak
lupa, ia mendapat pijakan berupa kursi yang dipenuhi duri-duri dari seniornya.
Meskipun menahan rasa sakit, ia mampu sampai pada puncak.
Mungkin
karena kebaikan senior itulah, ia tak bisa melupakannya. Melupakan kejadian
saat kakinya berdarah karena tanggungjawab yang tak kunjung dipurnakan. Ia saat
ini, menjadi orang yang bertanggungjawab. Bertanggungjawab untuk membalas budi
seniornya.
Sampai
saat ini, aku menganggap Bang Zulqornain adalah orang paling hebat. Ia mampu
berdiri tegap di pembukaan LK 1, meski seluruh dunia membencinya. Ia tak
pantang menyerah. Ia terus mengemban amanah sampai nanti senior bilang,
"sudahlah, lepaskan saja".
Bang
Zulqornain, respectku padamu takan pernah padam. Akan kuceritakan
seluruh aksi heroikmu pada dunia. Biar dunia mengetahui, kau pantas menerima
gelar sebagai, "penyelamat organisasi versi senior,".
Ditulis
Oleh:
Kader
HMI Komisariat Perbandingan Makanan
0 Komentar