Ticker

6/recent/ticker-posts

Aktif Ber-HMI Aktif Berprestasi

Foto Bersama/Maya

HMITIMES.COM, Semarang – Wisuda merupakan salah satu bagian penting dari akhir sebuah perkuliah. Gegap gembita dirayakan dengan beragam rupa. Momen inilah yang dilakukan oleh HMI Komisariat FITK dan Saintek Walisongo Semarang.  

Tepatnya pekan lalu (1/3), sarjana Manajemen Pendidikan Islam UIN Walisongo Semarang, Tazkiyatun Azzahro memberikan suntikan semangat kepada para kader HMI Komisariat FITK dan Saintek pada saat acara tasyakuran wisuda dan buka bersama di Graha Bina Insani lantai 1.

Pembawaannya yang ceria dan bersemangat makin memberikan keceriaan dalam forum itu. Alhasil seluruh hadirin nampak antusias dan suasana semakin mengesankan.

Semangatnya menggebu-gebu. Tidak lupa ia berbagi motivasi, trik dan tips kuliah dan berorganiasi di kampus serta cara penyelesaian masalahnya.

“Kalau ada masalah itu dihadapi, bukan kabur, ditinggal pergi.  Jangan malas!. Apalagi yang kalian itu masih muda, masih banyak kesempatan”

“Apalagi yang sudah semester tua. Jangan sampai semangatnya memudar.  Jangan patah semangat. Misal, tidak bertemu dosen pembimbing. Dosennya sering pergi, lambat respon kileer, cerewet dan lain sebagainya. Hadapi, jangan ditinggal pergi. Apalagi kader HMI, harus pandai untuk mencari peluang dan menyusun strategi,” ungkapnya.

Perempuan berkaca mata itu juga menyampaikan betapa pentingnya berorganisasi pada saat menjadi mahasiswa.

“Mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi atau ikut namun tidak aktif di kampus adalah mahasiswa yang amat rugi. Akan timbul rasa penyesalan di kemudian hari. Padahal ketika kita aktif di organisasi maka dengan sendirinya mengajarkan bagaimana memanajemen diri yang baik. Ia akan terlatih untuk memposisikan dirinya setiap waktu,” Jelasnya.

Foto Bersama Kader HMI Kom. FITK dan Saintek

Hal tersebut juga dibenarkan dan dikuatkan oleh salah satu wisudawan,Izzat. Wisudawan asal Demak itu memaparkan bahwa sebagai kader HMI itu harus berbeda dengan yang lain.

“Kader HMI harus mampu menguasai taktik dan mengambil kesempatan dimanapun berada. Selian itu, sebagai seorang mahasiswa dan aktivis yang super sibuk akantetapi di akhir perkuliahan tetap mendapatkan nilai yang memuaskan”

“Menjadi aktivis itu bukanlah halangan untuk tidak mendapatkan nilai bagus di perkuliah. Kita harus bisa cari celah dan kesempatan. Misalkan, mata kuliah bahasa Indonesia. Pada saat itu dosen Saya menyampaikan apabila mahasiswa yang berhasil tulisannya di muat di koran cetak maka diakhir perkulaihan sudah pasti mendapatkan nilai A”

“Wah, itu kesempatan emaslah. Apalagi sebagai kader HMI yang sudah tidak asing lagi dengan dunia tulis-menulis itu merupakan kesempatan emas yang tidak boleh di sia-siakan,” paparnya.

 

Rep. Yulia Mayasari

Posting Komentar

0 Komentar